Gadis,
Pandanglah hujan yang kau cintai itu.
Pandanglah hingga petir membelahnya.
Pandanglah hingga dingin menjadikannya beku.
Pandanglah hingga matahari tak sanggup menyingkirkannya.
Pandanglah hingga kau tak menyadari aku yang berada di belakangmu.
Bukan untuk menemuimu.
Bukan untuk mengusikmu.
Bukan untuk menyampaikan ajalmu.
Hanya untuk mengatakan padamu,
bahwa rerumputan yang kering itu,
bahwa bunga yang melayu,
bahwa burung-burung yang berhenti berkicau,
bahwa langit yang selalu kelabu,
bahwa ketiadaan kehidupan di sekelilingmu...
Itu karena aku.
Aku ada, aku bergerak, aku hidup di sekitarmu.
Sayangnya, garis takdir belum diijinkan untuk kembali bertemu.
Pandanglah hujan yang kau cintai itu.
Pandanglah hingga petir membelahnya.
Pandanglah hingga dingin menjadikannya beku.
Pandanglah hingga matahari tak sanggup menyingkirkannya.
Pandanglah hingga kau tak menyadari aku yang berada di belakangmu.
Bukan untuk menemuimu.
Bukan untuk mengusikmu.
Bukan untuk menyampaikan ajalmu.
Hanya untuk mengatakan padamu,
bahwa rerumputan yang kering itu,
bahwa bunga yang melayu,
bahwa burung-burung yang berhenti berkicau,
bahwa langit yang selalu kelabu,
bahwa ketiadaan kehidupan di sekelilingmu...
Itu karena aku.
Aku ada, aku bergerak, aku hidup di sekitarmu.
Sayangnya, garis takdir belum diijinkan untuk kembali bertemu.
4 opinion(s):
menusuk
mungkin bukan kalimat yang tepat
tapi...gitulah
pemilihan kata2nya..
lagi2...
menusuk
Pentul kaleeee nusuk...
thx ya komennya...
curigation mode: on
?????????
Hahahaha...kecurigaan berlebihan lo, nta...
Post a Comment