"Wahai Rumput, kamu tahu mengapa aku di sini?"
Rumput merunduk.
"Wahai Angin, kamu tahu mengapa aku tak pernah beranjak?"
Angin berhembus skeptis.
"Wahai langit malam, kapankah ia datang?"
Langit membisu.
"Apa yang kau tunggu gadis?"
Gerimis tiba-tiba menyapa.
"Bintang Jatuh"
Gadis hujan memberitahu asanya.
"Kau tahu seperti apa rupanya, Gadis?"
"Tidak, tapi aku pernah membayangkannya"
"Jika kau tak pernah melihatnya, lalu apa yang kau tunggu?"
" Keajaiban yang ia bawa"
"Keajaiban bukan untuk ditunggu, Gadis. Keajaiban hanya untuk dipercayai saja. Selebihnya, itu kembali kepadamu. Apakah itu untuk menjadi mimpi yang kamu kejar, atau menjadi lamunan yang pelan-pelan menghilang"
Sunyi tiba-tiba menyergap, gerimis perlahan menyusut.
Awan kelabu tersapu angin.
Rembulan tersenyum menampakkan diri.
Bintang-bintang mulai berkedip nakal.
Nun jauh pada lapisan langit kesekian, satu di antara mereka mengintip ke bumi.
Seorang gadis kecil masih menatap langit dengan doa mantab terucap,
"Tuhan, aku percaya pada keajaibanMu. Hanya Engkau satu-satunya Maha Pencipta keajaiban. Hanya Engkau Maha mengatur segala. Maka, sampaikanlah salamku pada Bintang Jatuh yang tak kunjung datang : salam hangat selalu"
Rumput merunduk.
"Wahai Angin, kamu tahu mengapa aku tak pernah beranjak?"
Angin berhembus skeptis.
"Wahai langit malam, kapankah ia datang?"
Langit membisu.
"Apa yang kau tunggu gadis?"
Gerimis tiba-tiba menyapa.
"Bintang Jatuh"
Gadis hujan memberitahu asanya.
"Kau tahu seperti apa rupanya, Gadis?"
"Tidak, tapi aku pernah membayangkannya"
"Jika kau tak pernah melihatnya, lalu apa yang kau tunggu?"
" Keajaiban yang ia bawa"
"Keajaiban bukan untuk ditunggu, Gadis. Keajaiban hanya untuk dipercayai saja. Selebihnya, itu kembali kepadamu. Apakah itu untuk menjadi mimpi yang kamu kejar, atau menjadi lamunan yang pelan-pelan menghilang"
Sunyi tiba-tiba menyergap, gerimis perlahan menyusut.
Awan kelabu tersapu angin.
Rembulan tersenyum menampakkan diri.
Bintang-bintang mulai berkedip nakal.
Nun jauh pada lapisan langit kesekian, satu di antara mereka mengintip ke bumi.
Seorang gadis kecil masih menatap langit dengan doa mantab terucap,
"Tuhan, aku percaya pada keajaibanMu. Hanya Engkau satu-satunya Maha Pencipta keajaiban. Hanya Engkau Maha mengatur segala. Maka, sampaikanlah salamku pada Bintang Jatuh yang tak kunjung datang : salam hangat selalu"
3 opinion(s):
saya juga menunggu Beraja...
Gw jga menunggu tanpa kpastian ni
gw sih nungguin kereta ga dateng2...
Post a Comment