Halo, nama saya Ophy.
Sejak Agustus 2005, saya dinyatakan tidak waras dan ditempatkan di Rumah Sakit Jiwa PsikoUI. Saya menempati sebuah sel bersama dengan seorang yang juga sama tidak warasnya dengan saya. Ia biasa dipanggil Adin, spesial dari saya belakangnya ditambahi "t" menjadi Adint.
Meski satu sel, kami memiliki garis sendiri-sendiri dengan keunikan kami sendiri-sendiri.
Suatu hari, menurut dokter yang merawat saya dan teman-teman saya selama ini, kami sudah siap untuk menjadi waras. Tapi sebelum kami dibebaskan berkeliaran di dunia luar sana, kami harus melewati ujian bagaimana orang tidak waras seharusnya bersikap di dunia orang waras.
Antara satu pasien dan pasien lainnya tidak sama dalam menyelesaikan ujian ini. Ada yang cepat, ada yang lama. Berdasarkan pengamatan saya sebagai orang tidak waras, tentu saja hal itu disebabkan oleh multifaktor, tetapi yang paling penting adalah kesungguhan si pasien dalam menyelesaikan ujian tersebut. Adint membuktikan asumsi saya tersebut. Dengan kesungguhan yang selama ini sudah ia tunjukkan dalam berbagai hal, misalnya mengikuti berbagai kegiatan di RSJ dan di yayasan yang membawahi RSJ kami, maka ia akhirnya diijinkan untuk menghirup udara segar dunia orang waras di luar sana.
Sebagai mantan teman satu sel-mu dulu, Dint,
saya turut bangga.
Maaf beribu maaf tidak menghadiri upacara pelepasanmu.
Semoga kesungguhanmu dapat memotivasi kami semua yang masih tidak waras untuk sesegera mungkin mencicipi dunia orang waras.
Bertahanlah di luar sana, Dint, karena saya dengar-dengar dunia orang waras sangat kejam pada orang-orang yang baru saja waras, serta yang paling penting :
tetaplah menjadi Adint si pembelajar :)
Sejak Agustus 2005, saya dinyatakan tidak waras dan ditempatkan di Rumah Sakit Jiwa PsikoUI. Saya menempati sebuah sel bersama dengan seorang yang juga sama tidak warasnya dengan saya. Ia biasa dipanggil Adin, spesial dari saya belakangnya ditambahi "t" menjadi Adint.
Meski satu sel, kami memiliki garis sendiri-sendiri dengan keunikan kami sendiri-sendiri.
Suatu hari, menurut dokter yang merawat saya dan teman-teman saya selama ini, kami sudah siap untuk menjadi waras. Tapi sebelum kami dibebaskan berkeliaran di dunia luar sana, kami harus melewati ujian bagaimana orang tidak waras seharusnya bersikap di dunia orang waras.
Antara satu pasien dan pasien lainnya tidak sama dalam menyelesaikan ujian ini. Ada yang cepat, ada yang lama. Berdasarkan pengamatan saya sebagai orang tidak waras, tentu saja hal itu disebabkan oleh multifaktor, tetapi yang paling penting adalah kesungguhan si pasien dalam menyelesaikan ujian tersebut. Adint membuktikan asumsi saya tersebut. Dengan kesungguhan yang selama ini sudah ia tunjukkan dalam berbagai hal, misalnya mengikuti berbagai kegiatan di RSJ dan di yayasan yang membawahi RSJ kami, maka ia akhirnya diijinkan untuk menghirup udara segar dunia orang waras di luar sana.
Sebagai mantan teman satu sel-mu dulu, Dint,
saya turut bangga.
Maaf beribu maaf tidak menghadiri upacara pelepasanmu.
Semoga kesungguhanmu dapat memotivasi kami semua yang masih tidak waras untuk sesegera mungkin mencicipi dunia orang waras.
Bertahanlah di luar sana, Dint, karena saya dengar-dengar dunia orang waras sangat kejam pada orang-orang yang baru saja waras, serta yang paling penting :
tetaplah menjadi Adint si pembelajar :)
2 opinion(s):
ahh kuphi.. thanks ya, aku terharu sekali.. so touchy, hunny.. :')
sampe ketemu setiap selasa kamis di ilep! hohoho
entah kenapa gw terharu membacanya.
Post a Comment